action PGMI

Kamis, 12 Januari 2012

adat istiadat banjar

KEBUDAYAAN
Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.
Adat Istaiadat
Adat-istiadat merupakan kebiasaan atau kesukaan masyarakat setempat ketika melaksanakan pesta, berkesenian, hiburan, berpakaian, olah raga, dsb. Perlu disadari bahwa manusia tidak hidup sendiri di dunia dimana ia terbebas dari segala nilai dan adat-istiadat dan bisa berbuat apapun sesukanya, sebab sebagai mahluk yang tinggal di dunia ini, manusia selalu berinteraksi dengan keluarga, orang-orang di lingkungan hidup sekelilingnya, lingkungan pekerjaan, suku dan bangsa dengan kebiasaan dan tradisinya dimana ia dilahirkan, dan budaya religi turun-temurun dimana suku dan bangsa itu memiliki tradisi nenek-moyang yang kuat.
Unsur Budaya
Unsur bisa diartikan sebagai bagian terkecil dari suatu benda atau bagian-bagian yang membentuk sesuatu. Rafael Raga Margan merincikan lebih jauh setiap kebudayaan mempunyai tujuh unsur dasar, yaitu :
Kepercayaan
Kepercayaan berkaitan dengan pandangan tentang bagaimana dunia ini beroperasi. Kepercayaan itu bisa berupa pandangan-pandangan atau interpretasi-interpretasi tentang masa lampau, bisa berupa penjelasan-penjelasan tentang masa sekarang, bisa berupa prediksi-prediksi tentang masa depan, dan bisa juga berdasarkan common sense, akal sehat, kebijaksanaan yang dimiliki suatu bangsa, agama, ilmu pengetahuan atau semua kombinasi antara semua hal tersebut. Kepercayaan membentuk pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial.
Nilai
Nilai itu menjelaskan apa yang seharusnya terjadi. Nilai itu luas, abstrak, standar kebenaran yang harus dimiliki, yang diinginkan dan layak dihormati. Meskipun mendapat pengakuan yang luas, nilai-nilai pun jarang ditaati oleh setiap anggota masyarakat. Namun nilailah yang menentukan suasana kehidupan kebudayaan dan masyarakat.
Norma dan sanksi
Norma adalah suatu aturan khusus, atau seperangkat peraturan tentang apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan oleh manusia. Norma mengungkapkan bagaimana manusia seharusnya berperilaku dan bertindak.
Tehnologi
Sebagai hasil penerapan ilmu, tehnologi adalah cara kerja manusia. Dengan tehnologi manusia secara intensif berhubungan dengan alam dan membangun kebudayaan dunia sekunder yang berbeda dengan primer (alam)
Simbol
Simbol adalah sesuatu yang dapat mengekspresikan atau memeberikan makna-sebuah salib atau suatu patung Budha, suatu konstitusi, suatu bendera. Banyak simbol berupa objek-objek fisik yang telah memperoleh makna kultural dan dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih bersifat simbolik ketimbang tujuan-tujuan instrumental.
Wujud Budaya
J. J. Honigmann yang dalam buku pelajaran antropologinya, berjudul The World of Man (1959: hlm. 11-12) membedakan adanya tiga “gejala kebudayaan”, yaitu (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifacts, pengarang berpendirian bahwa kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu :
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat tempat kebudayaan bersangkutan itu hidupSekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disket, arsip, koleksi microfish, kartu computer, silinder, dan pita computer.
Wujud kedua dari kebudayaan disebut sistem sosial atau social system, mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, dan bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba.
Integrasi Kebudayaan
manusia adalah individu yang terdiri dari jasad dan roh dan mahkluk yang paling sempurna paling tinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi. Manusia adalah satu-satunya makhlik yang berbudaya. Kebudayaan bisa didevinisikan sebagai sistem terintegrasi dimayarakat yang berkaitan dengan nilai, kepercayaan, prilaku dan artevak. Dalam sejarah kebudayaan inilah yang membedakan antara manusia dan komunitas yang satu dengan yang lainnya.

Pengertian Kearifan Lokal
Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom(kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom(kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Hubungan Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional
Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat pada wilayah tersebut. Menurut koentjaratningrat kebudayaan daerah sama dengankonsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan masyarakat.
Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan nasional yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.
Hubungan Kebudayaan dan Agama
Budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasi dalam masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang kemudian terwujud dalam seni, tatanan masyarakat, ethos kerja dan pandangan hidup. Yojachem Wach berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang immaterial bahwa mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap Tuhan. Interaksi sosial dan keagamaan berpola kepada bagaimana mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan (Wach, 1998:187).
Dapatlah disimpulkan bahwa budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Proses Beajar Kebudayaan Sendiri
Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Proses Evolusi Sosial
kajian kebudayaan yang mewujud dalam teori evolusi merupakan respon terhadap pandangan masyarakat Eropa yang lama terkungkung oleh ajaran dogmatis gereja. Teori evolusi memandang bahwa kebudayaan manusia senantiasa mengalami perkembangan dengan masing-masing melalui fase-fase perkembangan. Metode yang digunakan dalam teori ini adalah dengan cara melakukan klasifikasi tingkatan kebudayaan berdasarkan pada tolok ukur tertentu. Selanjutnya, dapat pula disimpulkan bahwa teori difusi datang sebagai kritikan terhadap pandangan-pandangan yang diajukan oleh teori evolusi mengenai kebudayaan manusia.
Difusi
Menurut teori difusi, kebudayaan manusia merupakan sebaran dari kebudayaan inti karena alasan yang ada dalam masyarakat saat itu. Metode yang mereka gunakan adalah dengan cara memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam kebudayaan tersebut berdasarkan catatan-catatan dan hasil penelitian yang mereka lakukan. Dari metode yang kedua teori tersebut gunakan, kemudian memunculkan teori yang kemudian menghasilkan pandangan-pandangan yang menjadi ciri khas paradigma tersebut dibandingkan dengan yang lain.
Akulturasi
Akulturasi adalah proses social yang timbul bila suatu kelompokmanusia dengan kebudayaan dengan kebudayaaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaaan asing dengan sedimikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dn diolah ke dalam kebudayaan sendidri tanpa menyebabkan hilangnya kpribadian kebudayaan itu sendiri.
Asimilasi
Asimilasi atau assimilation adlh proses social yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudyaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsure-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsure-unsur kebudyaan campuran. Secara singkat , asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan yang baru.
Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembahuruan dari pengguaaan sumber-sumber alam , energy dan modal,pengaturan baru bagi tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua kan menyebabkan adanya system produkkksi dan dibuatnya produk-produk yang baru. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembahruan kebudayaan yang khusu mengenai pembaharuan kebudayaan yang khusus mengenai unsure teknologi dan ekonomi.

PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Pengertian
Perubahan social adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat atau lembaga-lembaga maasyarakat dalam suati masyarakat yang disebabakan oleh perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi, adanya deffuse atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat, dimana perubahan ini menyangkut system social termasuk didalamnya nilai-nilai, norma-norma, sikap dan pola prilaku dalam kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Teori Perubahan Sosial
Unilinear Theories Of Evolution
Teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan amsyarakat mengalmi perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tetentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang komplek sampai pada tahap sempurna. Pelopor-pelopor teori tersebut adalah August Comte,Herbert Spencer dan lain-lain.
Universal Theory Of Evulotion
Menyatakan bahawa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melauitahap –tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. Prinsip-prinsip ini dikemukakan oleh Herbert Spencer yang mengatakn antara lain bahwa masyarakt merupakan hasil perkembangan darikelompok homogeny kekelompok yang heterogen baik baik sifat aupun susunannya.
Multi lined Theory Of Evolution
Teori ini lebih menekankan kepada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakt, misalnya mengadakan penelitian prihal pengaruh perubahan sistempencaharian dari system terbaru ke pertanian, terhadap system kekeluargaan dlam masyarakt yang bersangkutan dan sesterusnya.
Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan kedalam beberapa bentuk, yaitu:
Perubahan Lambat Dan Perubahan Cepat
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi. Perubahan sosial yang berlangsung cepat pada umumnya disebut dengan revolusi. Hal yang pokok dari revolusi adalah terdapatnya perubahan yang terjadi dengan cepat, disamping itu perubahan tersebut menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.
Perubahan Kecil Dan Perubahan Besar
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat misalnya perubahan mode pakaian. Perubahan yang besar adalah perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Misalnya terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris.
Perubahan Yang Direncanakan Dan Perubahan Yang Tidak Yang Tidak Direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah peerubahan yang terjadi didalam masyarakat, dan hal ini terjadi karena telah direncanakan terlebih dahulu untuk pihak-pihak yang menginginkan adanya perubahan. Sedangkan perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah terjadi perubahan-perubahan yang tidak direncanakan atau dikehendaki, dan terjadi diluar pengawasan masyarakat.
Bentuk Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Berdasarkan1)Berdasarkan sifatnya,2) Berdasarkan kesadarannya, 3)Berdasarkan ekspos/penampilannya, 4) Berdasarkan dimensi, 5) Berdasarkan percepatannya, 6) Berdasarkan besar-kecilnya pengaruh
Factor yang Mendorong
Faktor pendorong merupakan alasan yang mendukung terjadinya perubahan.Menurut Soerjono Soekanto ada sembilan faktor yang mendorong terjadinya perubahan social ,yaitu:
Terjadinya Kontak Dengan Budaya Lain.
Sistem Pendidikan Formal Yang Maju.
Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain dan Keinginan Untuk Maju.
Toleransi Terhadap Perbuatan-Perbuatan Menyimpang.
Sistem Terbuka Dalam Lapisan-lapisan Masyarakat.
Penduduk Yang Heterogen.
Ketidakpuasan Masyarakat Terhadap Bidang-bidang tertentu.
Orientasi ke Masa Depan.
Nilai Bahwa Manusia Harus Selalu Berusaha Untuk Perbaikan Hidup.
Keinginan Untuk Maju
Proses Perubahan
Dalam suatu proses modernisasi, suatu proses perubahan yang direncanakan, melibatkan semua kondisi atau nilai-nilai sosial dan kebudayaan secara integratif. Atas dasar ini, semua fihak Tokoh masyarakat, formal atau non-formal, anggota masyarakat dalam skala individual atau pun dalam skala kelompok menyadari bahwa manakala salah satu aspek atau unsur sosial atau kebudayaan mengalami perubahan, maka unsur-unsur lainnya mesti menghadapi dan mengharmonisikan kondisinya dengan unsur-unsur lain yang telah berubah terlebih dulu.
KEPRIBADIAN
Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Jadi “Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu”
Unsur Kepribadian
Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Ddan didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Perasaan
Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut “Dorongan”.
Macam-macam Kepribadian
Kepribadian individu
Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan kepribadian , serta perbedaan kuaitas hubungan antara berbagai unsur kpribadian dalam kesadaran individu meyebabkan keragaman struktur kpribadain pada setiap manusia. Oleh karena itu, kpribadian tiap individu sagat unik.
Kepribadian umum
Para ahli antropologi berpendirian bahwa dengan mempelajari adat istiadat pengasuhan anak yang khas itu, akan dapat diduaga adanya berbagai unsur kpribadian ada sebagian besar warga masyarakat. Hal itu merupakan akibat dari pengalaman-pengalamn sejak masa anak-anak.
Kepribadian Barat dan Kpribadian Timur
Dalam banyak tulisan tentang masalah kebudayaan seriang dibicarakan masalah perbedaan antara kpribadian manusia yang berasal dari kebudayaan barat, dan kpribadian manusia yang berasal dari kebudayaan timur, pembicaraan seprti ini pada mulanya tercantum dalam tulisan-tulisan para serjana sejarah kebudayaan, para pengarang karya sastra dan penyair eropa barat, ketika mereka menyinggung pandangan hidup manusia yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan asia, seperti kebudayaan islam, hiindu, buda dancina yang lokasi geografinya semua memang disebelah timur eropa.
Kepribadian Banjar
Urang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan relegi, melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha.

Kepribadian Indonesia
Indonesia memiliki lebih dari 220 juta penduduk yang memiliki beragam budaya, suku dan adat istiadat, Indonesia sebagai bagian dari Negara-negara yang ada dalam posisi benua Asia memiliki adat yang disebut adat ketimuran yang berbeda dengan adat atau budaya barat seperti Amerika atau Eropa.
Indonesia yang tergabung dari berbagai suku, contohnya Jawa, Batak, Sunda, Banjar, Dayak, Bugis, Asmat, dan lain-lain terkenal dengan keramahtamahan masyarakatnya dan tingginya rasa saling menghormati antar sesama, ini bisa dibuktikan dengan terciptanya Negara ini yang dapat menyatukan semua suku


ETNOGRAFI BANJAR
Kondisi Geografis
Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur atau 114 19’’ 33’’ BT-116 33’ 28 BT dan 1 21’ 49’’ LS 1 10’’ 14’’ LS, dengan luas wilayah 37.377,53 km2 atau hanya 6,98 persen dari luas pulau Kalimantan.
Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km2 atau 3.753.052 ha. Sampai dengan tahun 2004 membawahi kabupaten/kota sebanyak 11 kabupaten/kota dan pada tahun 2005 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya pemekaran wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Kabupaten Balangan dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu.
Kota Banjarmasin beriklim tropis dimana angin muson barat bertiup dari Benua Asia melewati Samudera Hindia menimbulkan musim hujan, sedangkan angin dari Benua Australia adalah angin kering yang berakibat adanya musim kemarau.
Bahasa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, bahasa banjar adalah bahasa daerah kalimantan selatan yang dipergunakan oleh suku banjar. Beberapa kata-kata dalam bahasa banjar untuk kata ganti orang berdasarkan tingkatannya:
Ulun = Saya ; ( Sam) Piyan/ ( an), dika = Kamu ( halus )
Aku, diyaku = aku ; Ikam, kawu = kamu ( netral / sepadan)
Unda, sorang =aku ; Nyawa = kamu  ( agak kasar )
Menurut sebagian peneliti, kemungkinan etnis Melayu sebagai asal-usul etnis. Banjar terindikasi lewat kesamaan pola bahasa yang dikembangkan oleh kedua etnis, sehingga bahasa Banjar dianggap sebagai satu dialek belaka dari rumpun bahasa Melayu. Hal ini pararel dengan etnis Bukit yang sampai sekarang bersama-sama etnis Banjar mendiami wilayah Kalimantan Selatan, bahwa bahasa yang mereka kembangkan juga dapat dikatakan sebagai bahasa Banjar kuno (arkais). Jadi, kedua etnis ini boleh dikatakan sebagai bagian integral dari komunitas linguistik Melayu. Di samping itu, ragam bahasa tulisan yang digunakan oleh masyarakat Banjar bahkan tidaklah berbeda dari bahasa resmi Melayu yang disebut pula sebagai bahasa persuratan.
System Teknologi
Teknologi adalah salah satu unsure budaya manusia yang memegang peran penting dalam proses evolusi manusia. Berkat teknologi, manusia mampu berkopetensi dengan makhluk lain dan berhasil mengatasi seleksi alam.
aaaaKebudayaan sungai yang melekat pada masyarakat Banjar,menjadikan mereka memilih system teknologi yang sesuai untuk kehidupan mereka yang kebanyakan mata pencahariannya adalah sebagai petani dan pedagang.Dalam kehidupan kesehariannya,mereka telah mengenal minimal 8 sistem mata pencaharian,yaitu:
1.Alat-alat produktif
aaaPeralatan yang digunakan antara lain:
• Peralatan untuk bertani: parang cangkuk (untuk menebas),parang Duyung (untuk merumput di sawah),parang Lantik (untuk menebaspepohonan yang kecil),Belayung (untuk menebang pohon yang besar),dan cangkul
• Peralatan untuk rumah tangga : Parang Bungkul (untuk memotong benda-benda yang cukup besar),pisau,lading,kapak,dll.
2.Senjata
aaSenjata digunakan masyarakat Banjar untuk melindungi dirinya dari musuh dan bisa juga berfungsi sebagai alat produktif seperti untuk mengangkap ikan,berburu di hutan,jerat perangkap,dll3.
3.Wadah
4.Alat-alat menyalakan api
5.Makanan
aaDalam pembuatan makanan diperlukan sistem teknologi yang digunakan untuk membuat makanan tersebut mempunyai nilai lebih.Bagaimana cara mengolah,memasak,dan menyajikannya juga harus diperhatikan.apalagi penggunaan bumbu-bumbunya.salah satu hasil makanan orang Banjar yang terkenal adalah SOTO BANJAR yang telah tuurun temurun menggunakan resep warisan leluhur mereka.
6.Pakaian dan Perhiasan
a Untuk itu dalam pembuatannya diperlukan sistem teknologi yang tepat seperti pembuatan kain sasirangan yang mengguanakan teknik cetak sehingga dihasilkan kain yang bermotif sama,dalam pembuatan kain tenun juga dilakukan teknik tenun halus.Perhiasan digunakan sebagai cedera mata, pelengkap dalam berbusana dan menambah keanggunan seseorang.Masyarakat Banjar telah mengenal perhiasan sejak dulu yaitu ada yang menggunakan lokan,kerang,batu hias,dan emas.
7.Rumah
aaOrang Banjar mengenal sistem pembuatan rumah mereka yaitu dengan mengikat bahan material,merangkai kayu-kayu,dan menyusunnya menjadi bentuk sebuah rumah yang mereka inginkan.dengan bahan utama adalah kayu ulin karena banyak terdapat di sekitar mereka.Rumah yang dijadikan rumah adat adalah rumah bubungan tinggi/rumah panggung.
8.Alat-alat Transportasi
aaYang menjadi alat transportasi utama mereka adalah jukung yang menjadi sarana trasportasi sungai. aDari ke-8 sistem teknologi tersebut menandakan bahwa masyarakat Banjar telah peka terhadap perkembangan teknologi yang sangat mereka perlukan untuk mempermudah pekerjaan mereka
System Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan menjadi pokok penghidupan baginya. Melihat dari segi geografis dan corak ekonominya, maka sistem mata pencaharian urang banjar dapat dibagi menjadi beberapa sub bidang yaitu
Pertanian
Dalam hal istilah dalam bertani sendiri, masing-masing mempunyai kata tersendiri untuk menyebutkannya seperti:
Khusus dataran tinggi, ada beberapa kriteria penyebutan seperti:
Ladang Tegalan atau Bahuma Gunung
Berkebun Kacang Tanah di Gunung atau Bakacang
Khusus dataran rendah, menyebutnya dengan istilah:
Sawah, untuk membedakan antara pertanian dataran tinggi dan rendah dimana pada pertanian dataran rendah sendiri berada dialiran sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan Selatan, dibedakan menjadi:
1)Sawah Tahun
2) Bahuma Surung
3) Bahuma Rintak
4) Bahuma Gadabung
6) Bahuma Penyambung
c) Huma musim untuk musiman biasanya dilakukan setelah penen Misalnya:
Batanam gumbili
Batanam sumangka, waluh, dan jagung
Berkebun\
Adapun berkebun yang dilakukan urang banjar diklasifikasikan menjadi:
Kebun rumbia e) Kebun hanau atau enau
Kebun nyiur f) Kebun karet
Kebun pisang g) Kebun lurus
Kebun paring atau bambu h) Kebun buah-buahan bermusim
Perikanan
Perikanan darat
Perikanan disungai besar
Kumpai paiwakan
Raba
Danau
Sungai paiwakan
Sumur paiwakan
Perikanan laut
Peternakan
Peternakan kerbau atau hadangan c) Peternakan itik
Peternakan sapi d) Peternakan ayam rumah
Meramu
Kegiatan meramu yang ada di masa sekarang ini yaitu:
Meramu galam c) Meramu halayung dan sirang
Meramu kapur naga, papung, dan balangiran d) Meramu rotan
Kerajinan Tangan
Ada beberapa jenis kerajinan yang berkembang di Kalimantan Selatan antara lain:
Penggosokan intan dan batu-batu alam i) Kerajinan gerabah
Kerajinan dengan media daun-daunan j) Kerajinan pembuatan kain tradisional
Kerajinan rotan k) Kerajinan pembuatan alat penangkap ikan
Kerajinan jangkang l) Pembuatan anyaman purun
Pertukangan rumah m) Kerajinan sulam-menyulam dan membordir
Tukang mas n) Pembuatan kue-kue tradisional
Kerajinan kuningan o) Kerajinan anyaman bambu
Pandai besi
Kegiatan Perdagangan
Di Banjarmasin ini sudah banyak pasar-pasar resmi yang digunakan untuk kegiatan jual beli. Selain pasar-pasar yang resmi, di tempat-tempat tertentu tumbuh spontan pasar-pasar yang kecil-kecil. Pasar-pasar demikian itu biasanya masa jualnya relatif singkat (± 2 jam), biasanya tumbuh disekitar daerah yang banyak memproduksi barang (hasil pertanian, perkebunan, ikan, dan barang). Untuk hasil ikan biasanya pasar demikian itu muncul di sekitar muara sungai, aktivitasnya terjadi sore hari menjelang senja (terutama melayani pembeli para pengrajin pengolah ikan) atau pagi-pagi sebelum atau sekitar terbit matahari (terutama melayani pedagang-pedagang yang akan menjualnya kembali). Kemudian ada juga pasar yang memasarkan hasil-hasil produk pertanian daerah sekitarya. Di Banjarmasin juga terdapat pasar terapung.
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan social yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara. Sebagai mahluk yang hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosil untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
System Ilmu Pengetahuan
Sistem ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan terpadu yang tersusun secara sistematis sehingga membentuk prinsip metode rasional untuk tujuan tertentu. Ada 3 sistem pengetahuan yang terdapat di daerah Banjar, ketiga pengetahuan tersebut memiliki ciri khas masing- masing, yaitu :
1 . Sistem ilmu pengetahuan
Ciri khas sistem ilmu pengetahuan banjar, berkembangnya pendidikan tradisional, utamanya pendidikan agama islam yang dikenal sebagai ‘pengajian’. Pelajaran yang di berikan oleh tuan guru dalam pengajian adalah tauhid, fiqih dan ilmu tasawuf.
2 .Sistem Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional
pengobatan tradisional yang di kenal masyarakat Banjar merupakan pengetahuan yang di warisi dari orang tua dan ahli pengobatan tradisional yang terdapat di daerah mereka
3. Sistem pengetahuan tentang waktu
Nama bulan, hari dan penyebutan waktu dalam sehari semalam yang di gunakan masyarakat Banjar,adalah mengadopsi dari bahasa Arab.
Religi
Agama berasal dari bahasa sangsekerta yang diartikan dengan haluan peraturan, jalan atau kebaktian kepada tuhan . agama itu terdiri dari dua perkataan yaitu A berarti yaitu tidak, gama berarti kacau balau, tidak teratur, agama menurut istilah adalah undang-undang atau peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam.
Sejarah singkat agama masyarakat banjar
Religi anak moyang orang banjar pada zaman purba itu dapat ditelusuri di kalangan suku Murba yang hidup di daerah Sumatra dan Semenanjung Malaya pada saat ini. Dengan demikian kita bisa memperkirakan bahwa religi mereka berdasarkan pemujaan nenek moyang dan adanya mahluk halusdisekitar mereka (animisme).agama yang diannut dinegara dipa dan daha , ialah salah satu bentuk agama syiwa, mungkin sekali dalam bentuk sinkretisme syiwaa budha. Sejak pangersn samudra dinobatkan sebagai sultan Suriansyah di Banjarmasin, yaitu kira-kira 400 tahun yang lalu, islam telah menjadi agama resmi kerajaan menggantikan agama hindu.
Agama Kristen mulai diperkenalkan sekitar tahun 1688 oleh seorang pastor portugis, namun penyebaran agama Kristen secara intensif dilakukan dikalangan orang dayak dikawasan ini (kalimantn) oleh kegiatan zending. Orang –orang dayak sasaran zending khususnya ialah yang bertempat tinggal di propinsi Kalimantan tengah, sedangkan orang –orang bukit baru terjamah oleh kegiatan pengkristenan pada permulaan abad ini.
SEJARAH BANJAR
Sejarah Suku Banjar
Suku bangsa Banjar ialah penduduk asli yang mendiami sebagian besar wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Mereka itu diduga memiliki kesamaan dengan penduduk pulau Sumatera atau daerah sekitarnya, yang membangun tanah air baru di kawasan ini sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu.
Suku Banjar berasal dari orang Melayu Sumatera, Kalimantan dan Jawa yang datang ke Kalimantan Selatan untuk berdagang. Adat, bahasa dan kepercayaan mereka adalah akibat pengaruh berabad-abad dari orang Dayak, Melayu dan Jawa. Ada juga orang Dayak yang menjadi orang Banjar karena memeluk agama Islam. Orang Banjar dapat dibagi dua dari segi dialek bahasa, yaitu Banjar Hulu dan Banjar Kuala. Suku Banjar terdapat di propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Sumatera dan Malaysia (Perak, Selangor dan Johor). Mereka juga terkenal dengan julukan masyarakat air (`the weter people') karena adanya pasar terapung, tempat perdagangan hasil bumi dan kebutuhan hidup sehari-hari di sungai-sungai kota Banjarmasin, ibukota Propinsi Kalimantan Selatan
Sejarah Kerajaan Banjar
Kerajaan banjar adalah kerajaan Islam di pulau kalimantan yang wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah kalimantan pada saat sekarang ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara (sekarang di daerah Banjarmasin) , kemudian dipindah ke martapura setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda. Kerajaan ini berdiri pada september 1526 dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama Kerajaan Banjar
Setelah dikalahkannya Sultan Muhammad Seman oleh Belanda pada tahun 1905, praktis seluruh wilayah Kerajaan banjar jatuh ke tangan Belanda dan Kerajaan Banjar runtuh. Akan tetapi semangat yang dikobarkan pejuang perang Banjar melalui sumpah perjuangan "haram manyarah waja sampai kaputing" benar-benar memberikan semangat untuk mempertahankan Kerajaan Banjar. Walaupun akhirnya jatuh ke tangan belanda juga, kita mesti menghargai perjuangan para pejuang yang telah mengorbankan segalanya untuk mempertahankan Kerajaan Banjar. Kota Banjarmasin yang sekarang adalah bukti sejarah hasil perjuangan Sultan Suriansyah danpengikutnya.
Kerajaan Bajar Saat Ini
Pada 24 Juli 2010 Gusti Khairul Saleh (Bupati Kabupaten Banjar) dilantik sebagai Pangeran dan dinobatkan sebagai Raja Muda Banjar oleh Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar. Raja Muda (Ratu Anom), gelar untuk Mangkubumi Banjar, yang sejajar dengan gelar raja daerah Kotawaringin, tetapi satu level di bawah gelar Sultan Muda Banjar. Gusti Khairul Saleh keturunan Pangeran Singasari bin Sultan Sulaiman

ISLAM DI BANJAR
Sejarah Islam Di Banjar
Sultan Suriansyah atau Pangeran Samudra
Tentang asal mula perubahan agama istana dikatakan bahwa hal itu disebabkan karena pangeran samudera yang membangun keraton diBanjarmasin memberontak melawan pamannya, Pangeran temanggung yang bertahan diNegaradaha, guna menuntut haknya menjadi raja sesuai wasit kakeknya yang mewariskan kerajaan untuknya. Sesuai dengan saran pembantu-pembantunya (orang kepercayaan), Pangeran Samudra mengirim utusan keJawa untuk meminta bantuan tenaga prajurit dari kesultanan Demak yang memang bersedia membantu bila Pangeran bersedia memeluk Islam. Ketika dinyatakan bersedia memeluk Islam dikirimlah prajurit bantuan tersebut beserta seorang tokoh Islam yang bertugas melaksakan pengIslaman bernama Khatib Dayyan. Setelah menaklukan Negaradaha, Pangeran Samudra beserta pengikutnya memeluk agama Islam dan dinobatkan sebagai Sultan Suriansyah, Sultan pertama yang memeluk Islam.
Para pembesar istana dan pejabat tinggi kerajaan ialah tokoh bubuhan pula pada tempatnya masing-masing, dan kelakuannya ini diikuti pula oleh masing-masing anak buahnya dan tokoh-tokoh bubuhan yang takluk kepadanya.
Perkawinan
Selain itu peralihan agama terjadi pula dengan perkawinan (pedagang, bangsawan) yang beragama Islam dengan wanita Dayak. Meijjer (Tichelman, 1949: 62) memberikan gambaran bagaimana seorang tokoh bubuhan mempengaruhi orang Dayak dan mereka tertarik untuk menukar agamanya. Selain itu tentang pengambilan selir oleh sultan dari kalangan wanita Dayak, dan menyebabkan bubuhan Dayak tersebut merasa dirinya sebagai bagian dari kekerabatan bangsawan dan secara berangsur-ansur para warganya beralih kepercayaan.
Syekh Arsyad
Jika disebutkan nama Datu Kalampayan atau Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari tentu semua orang Banjar terutama mereka yang berdiam di kawasan Kalimantan mengetahui siapa beliau. Bagi masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan), Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah salah satu icon peradaban dan perkembangan keIslaman. Melalui jasa beliaulah Islam tersebar secara kepada masyarakat luas. Syekh Muhammad Arsyad, putra terbaik Banjar ini dilahirkan pada tanggal 15 Shafar 1122 H atau 19 Maret 1710 M. Setelah dewasa (usia 30 tahunan) ia diberangkatkan ke Mekkah untuk menuntut dan memperdalam ilmu agama, setelah sebelumnya dinikahkan dengan perempuan istana, Tuan Bajut. Selama di Mekkah, Syekh Muhammad Arsyad tinggal di sebuah rumah yang khusus dibelikan oleh Sultan Banjar, terletak di kampung Samiyyah, yang kemudian dikenal sebagai Barhat Banjar. Di Haramain (Mekkah-Madinah), Al-Banjari belajar kepada sejumlah guru terkemuka, di antara guru-gurunya yang terkenal adalah, Syekh Muhammad bin Abdul Karim Samman al-Madani, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi, Syekh Athaillah bin Ahmad al-Misri, Abdul al-Mun’im al-Damanhuri, Ibrahim bin Muhammad al-Ra’is al-Zamzami al-Makki, dan lain-lain. Setelah melakoni belajarnya selama lebih kurang 30 tahun di Mekkah dan 5 tahun di Madinah, maka Syekh Muhammad Arsyad pun kembali ke Banua pada bulan Desember 1772 M (Ramadhan 1186 H bersama-sama dengan anak menantu sekaligus sahabatnya Syekh Abdul Wahab Bugis. Setelah kembali dan tiba di tanah air, Al-Banjari aktif berdakwah untuk membangun masyarakat Banjar melalui tiga bidang kegiatan, yakni bidang keagamaan, bidang sosial-kemasyarakatan, dan bidang kenegaraan.
Bidang keagamaan,
adalah kegiatan-kegiatan yang secara khusus berhubungan langsung dengan masalah-masalah keagamaan. Di mana di samping mengajar dan mendidik anak, cucu, dan para muridnya, Syekh Muhammad Arsyad juga pergi berdakwah (“metode jemput bola”) kepada semua lapisan masyarakat, baik rakyat biasa maupun di kalangan para bangsawan dan kerajaanSyekh Muhammad Arsyad berhasil mencetak kader-kader muda yang handal, di antaranya adalah Fatimah dan Muhammad As’ad. Fatimah binti Syekh Abdul Wahab Bugis ini adalah cucu perempuan pertama Syekh Muhammad Arsyad yang telah mewarisi ilmu-ilmu keislaman dari ayah dan kakeknya, ia dapat menguasai berbagai bidang ilmu, seperti Ilmu Arabiyah, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ushuluddin, Fikih, dan sebagainya dengan baik. Sehingga kemudian bersama-sama dengan saudaranya seibu Muhammad As’ad bin Usman, mereka di kenal sebagai “bunga ilmu” Tanah Banjar. Jika Muhammad As’ad menjadi guru bagi kaumnya, maka Fatimah pun menjadi seorang guru bagi kaum perempuan yang ingin belajar ilmu agama di zamannya. Fatimah pulalah yang sebenarnya telah menyusun kitab fikih berbahasa Melayu yang sangat populer, yakni Parukunan, namun nama yang dipakai sebagai penulis kitab ini bukan nama dia, tetapi nama pamannya, yakni Mufti H. Jamaluddin, sehingga kitab ini populer dengan nama Parukunan Jamaluddin. Sehingga, melalui semua ini beliau juga berhasil membentuk masyarakat Islam Banjar yang memiliki kesadaran untuk berpegang pada ajaran agama Islam melalu dakwah bil-lisan, bil-kitabah, dan bil-hal, serta diteruskan kemudian oleh generasi dan kader-kader yang telah dibina melalui upaya pengiriman juru dakwah ke berbagai daerah yang masyarakatnya sangat memerlukan pembinaan agama. Dari sini akhirnya dakwah terus berkembang dan ajaran Islam semakin tersebar luas ke tengah-tengah masyarakat Banjar
Keberadaan Umat Islam di Banjar
Perkembangan Agama Islam di Kerajaan Banjar pada abad ke-17 menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.Pada abad itu di Kerajaan Banjar telah muncul seorang ulama bernama Syekh Ahmad Syamsuddin AL-Banjary yang telah menyusun sebuah kitab ilmu tasauf tentang asal kejadiaan Nur Muhammad aliran wahdatul wujud.Kitab ini di hadiahkan kepada Ratu Aceh Sultahanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat ( 1641 – 1675 ).
Pengaruh dari ilmu tasauf dari Wahdatul Wujud terlihat pada tokoh Syekh Ahmad Syamsuddin dan kelak juga masih terrefleksikan pada tokoh Syekh Abu Hamid Abulung pada abad ke-18 .Jika kita cermati perkembangan islam di Banjar pada abad ke-17 sampai abad ke-18 sangat di pengaruhi oleh ajaran Tasauf.
Pada pertengahan abad ke-18 dan abad ke-19 perkembangan islam di kerajaan Banjar semakin pesat.Hal ini ditandai dengan munculnya seorang ulama bernama Syekh Arsyad Al Banjary dengan karyanya yang sangat terkenal ,yaitu kitab Sabilal Muhtadin.Pada dasarnya kitab karya Syekh Arsyad Al Banjary merupaka kitab fikih terbesar dan lebih lengkap sebagai pengganti kitab Shirotul Mustaqin.
Syekh Muhammad Arsad Al Banjary sebagai ulama besar pada zamannya berhasil mengintensifkan siar islam melalui pembinaan kader ulama dalam perkampungan khusus ,yang dikenal dengan nama Dalam Pagar Martapura. Pembinaan ulama yang dilakukan oleh Syekh Muhammmad Arsyad Al Banjary berhasil mencetak ulama-ulama yang kemudiaan menyebar untuk melakukan siar agama di seluruh wilayah Kerajaan Banjar,yang akan mengembangkan pelaksanaan Hukum-Hukum islam. Bahkan ulama-ulama itu siar agama islamnya sampai di luar wilayah Kerajaan Banjar.

GLOBALISASI DAN BUDAYA BANJAR
Pengertia Globalisasi danModernisasi
Pengertian globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit
Pengertian modernisasi
sederhana modernisasi dapat diartikan sebagai perubahan masyarakat dari masyaraat tradisional ke masyarakat modern dalam seluruh aspeknya. Bentuk perubahan dalam pengertian modernisasi adalah perubahan yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasa diistahkan dengan social planning.

Budaya Banjar Saat ini Di Tengah globalisasi
Dampak yang paling mengkhawatirkan dari arus globalisasi adalah terhadap agama dan tatanan nilai lainnya dalam masyarakat Banjar. Kehidupan agama pada zaman ini mau tidak mau memang akan terus ditantang. Dunia di luar dia adalah dunia persaingan. Karena itu, orang mencari perlindungan pada agama dan kedamaian pada agama.
Tetapi ironisnya, orang sering menjauhkan diri dari upacara-upacara yang dirasakan membosankan dan terlalu lama. Dalam sikap beragama orang ingin cenderung serba cepat, efisien, dan efektif, tetapi menyentuh pribadi.Di tengah kencangnya arus globalisasi terdapat juga upaya untuk membentuk kelompok kecil dengan basis identitas primordial. Orang merasa lebih dekat pada rasa kesukuan, keagamaan, atau kebudayaan tertentu. Orang mengelompokkan diri berdasarkan kesamaan darah (kesukuan) dan sejarah. Semangat membesar-besarkan kebudayaan sendiri menguat dalam kelompok ini. Mereka merasa kebudayaannya superior, lebih baik dan lebih unggul, sementara kebudayaan bangsa lain diabaikan dan diremehkan. Tidak ada lagi penghargaan terhadap kelompok lain. Tidak ada solidaritas antar kelompok yang berbeda. Semangat tersebut, gilirannya, menyulut orang-orang melakukan kekerasan, berperang atas nama suku maupun agama.

BUDAYA BANJAR
Madihin
Madihin berasal dari kata madah dalam bahasa arab artinya nasihahat. Madihin dapat diartikan sebagai sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia, karena ia nenyanyikan syair-syair yang berasal dari kata akhir persamaan bunyi atau sebagai kalimat puji-pujian ( bahasa arab) karena bisa dilihat dari kalimat dalam madihin yang kadang kala berupa puji-pujian. Menurut (2006) mendifinisikan madihin yaitu puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar. Penyampaian syair-syair yang dibacakan oleh seniman madihin yang disebut Pamadihin.
Pamadihinan termasuk profesi yang lekat dengan dunia mistik, karena para pengemban profesinya harus melengkapi dirinya dengan tunjangan kekuatan supranatural yang disebut Pulung. Pulung ini konon diberikan oleh seorang tokoh gaib yang tidak kasat mata yang mereka sapa dengan sebutan hormat Datu Madihin. Datu Madihin yang menjadi sumber asal-usul Pulung diyakini sebagai seorang tokoh mistis yang bersemayam di Alam Banjuran Purwa Sari. Datu Madihin diyakini sebagai orang pertama yang secara geneologis menjadi cikal bakal keberadaan Madihin di kalangan etnis Banjar di Kalsel.
Kesenian madihin pada umumnya dipergelarkan pada malam hari, lamanya sekitar 2 sampai 3 jam ditempatkan diarena terbuka. Seniman pamadihin ini terdiri dari 1 samapai 4 orang pria atau wanita.Seorang pamadihin harus memiliki keterampilan memukul terbang sesuai dengan penyajian syair-syair yang dibacakan, madihin ini temanya saling sindir menyindir antara pamadihinnya.
Pasar Terapung
Pasar terapung ini sudah ada lebih dari 400 tahun lalu dan merupakan sebuah bukti aktivitas jual-beli manusia yang hidup di atas air. Seperti halnya pasar-pasar yang ada di daratan, di pasar terapung ini juga dilakukan transaksi jual beli barang seperti sayur-mayur, buah-buahan, segala jenis ikan, dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Pembelian dari tangan pertama disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan.
Salah satu keunikan dari Pasar Terapung adalah desak-desakan antara perahu besar dan perahu kecil yang mencari pembeli, serta penjual yang bersliweran kesana kemari dan kapalnya yang dimainkan gelombang Sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.
Plui
Palui merupakan salah satu tokoh cerita rakyat klimantan tengah yang ketika itu secar administrative bergabung dengan bagian Kalimantan selatan namun dalam perkembangannya justru berkembang diwilayah Kalimantan selatan.
Penulisnya adalah seorang tokoh bernama Drs. H. Z Yustan Adzin kini almrhum yang mengangkat cerita khas, muncul setiap hari diharian Banjarmasin Post sejak awal terbitnya yaitu tahun 1971 dalam bahasa banjar dan berbagai logat bahasa banjar derah seperti Banjar Kuala,Banjarmasin, Martapura, Pelaihari dan Banjar Hulu.
Cerita si Palui yang dipublikasikan pada harian Banjarmasin Post mengandung nilai budaya Banjar yang cukup beragam, tokoh Palui mencerminkan bagaimana dinamika dan perkembangan kehidupan orang Banjar. Kehidupan keseharian orang Banjar sangat terikat dengan nilai-nilai Islam
Baayun Maulid
Baayun asal katanya “ayun” yang diartikan”melakukan proses ayunan”. Asal kata maulid berasal dari peristiwa maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW.
Sebelum mendapat pengaruh Islam, maayun anak sudah dilaksanakan ketika masyarakat masing menganut kepercayaan nenek moyang. Tradisi asalnya dilandasi oleh kepercayaan Kaharingan. Setelah Islam masuk dan berkembang serta berkat perjuangan dakwah para ulama, akhirnya upacara tersebut bisa “diislamisasikan”.
Dengan demikian, baayun anak adalah salah satu tradisi simbol pertemuan antara tradisi dan pertemuan agama.Inilah dialektika agama dan budaya, budaya berjalan seiring dengan agama dan agama datang menuntun budaya.



KOMENTAR KESELURUHAN
Menurut saya pembelajaran adat istiadat kebudayaan daerah ini sangat bagus dijadiakn sebagi mata kuliah, dimana jaman sekarang ini banyak budaya yang terlupakan, saya sendiri sebagai orang banjar, setelah belajar ini ternyata banyak sekali budaya yang saya belum mengetahuinya walaupun sebagian saya sudah mengetahuinya akan tetapi itupun hanya secara umum. Dengan mempelajari MK ini sebgai calon guru Madarasah Ibtidaiyah saya merasa betapa pentingnya sebuah budaya ini diajarkan sejak dini agar sebuah budaya tidak terkikis oleh perkembangan jaman.
Dari cara bapa mengajar juga sangat bagus, dimana perorang mendapatkan tugasnya masing-masing sehingga, sehingga tidak ada yang tidak mengerjakannya. juga dapat terlihat jelas dari isi makalah yang dibuat apakah isinya nyambung atau tidaknya, dan dalam menjawab beberapa pertanyaan atau tambahan dari beberapa teman-teman.
Untuk sarannya menurut saya alangkah lebih baik kalau yang dipelajari bukan hanya budaya banjar, karena orang yang kulaih disini bukan hanya orang banjar saja, perlu dipelajari juga budaya-budaya daerah yang lain.
Demikian yang dapat saya simpulkan terimaksih banyak kepada bapa, semoga kita berjumpa lagi dilain kesempatan. kalau selama bapa mengajar ada yang merasa kurang berkenan dari perbuatan atau perkataan saya (ulun) mohon maaf.